H. MODEL PENDIDIKAN ISLAM
Model ilmu pendidikan Islam secara teoritis berbicara aspek
filosofis, epistemologi, dan pedagogis yang dalam operasionalnya berorientasi
pada berikut:
1. Materi disesuaikan dengan tuntutan sosiokultural masa
kini. Materi kurikulum mengandung tantangan untuk berfikir kritis dan pelajaran
tajam sebagi pendorong berfikir kritis ilmiah menuju perkembangan pribadi
muslim yang harmonis sesuai tuntunan Tuhan dan masyarakat.
2. Pendidik menganggap anak didik sebagai sumber
pengetahuan, subjek dan partner dalam proses belajar mengajar.
3. Peserta didik melakukan dialogis dengan berbagai pihak
dalam proses belajar mengajar dan menghayatinya kemudian merevisi sikap
pandangannya sendiri.
a. Model Pendidikan Islam dengan pendekatan
Sistem:
1. Secara sistemik manusia dipandang sebagai makhluk
integralistik
2. Secara pedagogis pendidikan Islam sebagai pengembang
potensi dasar secara integral antara rohani dan jasmani untuk membentuk manusia
muslim.
3. Secara institusional pendidikan Islam adalah bentuk
pendidikan yang bejenjang
4. Secara kurikuler pendidikan Islam mengarahkan seluruh
komponen dan faktor-faktor pendukung pendidikan untuk mewujudkan cita-cita
Islami.
b. Pendekatan Pedagogis dan Psikologis
Dengan pendekatan ini pendidikan menganggap manusia sebagai
makhluk yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan baik secara
jasmani dan rohani. Menurut para pemikir pendidikan baik muslim atau non-muslim
potensi dasar yang dimiliki anak yang dan berkembang ini hanya dapat dilakukan
dengan proses pendidikan. Dimana pendidikan adalah mengarahkan dan melatih
peserta didik untuk mewujudkan cita cita Islami yaitu mencetak pribadi muslim
yang memiliki intelektualitas tinggi dan berbudi luhur.
Pendekatan sistem ini
menganalisis lima unsur pendidikan yaitu:
1. Pendidik, dalam hal ini seorang pendidik harus memenuhi
sebagai seorang pendidik yang ideal. Dia harus matang dalam hal keilmuan,
akhlak, dan sebagainya sebagai penunjang untuk menjadi pendidik yang
berkualitas. Karena dialah yang akan menentukan akan jadi apa peserta didiknya
nanti disamping potensinya sendiri yang akan menentukan hidupnya. Tapi sedikit
banyak seorang guru akan memiliki pengaruh kepada sang murid.
2. Anak didik diposisikan sebagai objek pendidikan yang
sedang megalami perkembagan jasmani da rohani dengan potensinya yang bersifat
fitrah. Perkembangan itu hanya bisa optimal bila dilakukan dengan proses
pendidikan yang berkesinambungan dan menggunakan metode konvergensi akan
menghasilkan hasil yang optimal.
3. Alat pendidikan adalah sarana yang penting dalam
menunjang mutu pendidikan. Dalam pendidikan Islam, alat pendidikan bisa berupa
fisik atau non-fisik yang terseleksi mana yang lebih berguna. Disamping itu
harus mengandung nilai efektif dan efisien yang diperoleh secara halal sesuai
dengan norma- norma Islam.
4. Lingkungan yang bersinggungan langsung dengan anak didik
sangat mempengaruhi anak didik. Untuk itu lingkungan yang baik adalah
lingkungan yang bersifat mendidik dan bisa memperlancar jalannya pendidikan
dehingga cita-cita pendidikan dapat terwujud.
5. Tujuan pendidikan Islam adalah suatu cita-cita yang
dirumuskan bagi keberlangsungan anak didik masa depan. Sehingga tujuan
pendidikan Islam harus berorientasi pada peningkatan keimanan dan ketakwaan
untuk menghasilkna muslim yang baik sehingga bahagia dunia akhirat.
c. Model Pendidikan
Islam dengan pendekatan Spiritual
1. Dalam pandangan agama manusia diberi dua pilihan yaitu
jalan sesat yang mejerumuskan ke jurang nista dan jalan kebenaran yang menuntun
manusia menuju keridhaan Alloh. Sehingga merasakan bahagia dunia-akhirat.
2. Proses pendidikan harus mengarahkan peserta didik menjadi
manusia yang dedikatif dan berserah diri kepada Alloh. Materi pendidikan harus
mengarahkannya dari asal- usul manusia sehingga dia akan mengerti arti hidup.
3. Kurikulum materi pendidikan harus mengandung nilai-nilai
Islami.
4. Strategi operasional pendidikan adalah meletakkan anak
didik dalam posisi pendidikan seumur hidup. d. Model Pendidikan Islam dengan
pendekatan Historis.
Dilihat dari segi historis ada empat aspek ciri pokok
perkembangan pendidikan yang releven, sejalan dan seirama, yaitu ideal,
institusional, dan materiil. Ada tiga aspek pendidikan dengan pendekatan
sejarah, secara pedagogis anak didik diletakkan pada posisi sentral untuk
mengembangnkan kemampuan menciptakan hidup bernilai sejarah dengan mengkaji
sejarah masa lalu. Secara kurikuler anak didik dikenalkan pasang surut
kehidupan , positif-negatifnya dan tokoh-tokoh sejarah. Sedangkan secara
epistemologi anak diarahkan menangkap makna kehidupan
sejarah. Sehingga bisa mengaktualisasikan dalam
kehidupannya. Karakteristik historis pendidikan Islam:
1. Masa Nabi: berorientasi pada pengajaran tauhid dan
berbentuk halaqah
2. Sahabat: berbentuk halaqah dan pendidikan diserahkan pada
oangtua anak
3. Masa kerajaan: mengalami perubahan dengan bertambah
luasnya daerah dan pengaruh dari luar arab. Muncul madrasah-madrasah yang
operasionalnya berbeda setiap daerah.
4. Kemunduran: pendidikan mengalami kemunduran seiring
dengan tertutupnya pintu ijtihad. Disamping itu karena semua wilayah Islam
terjajah bangnsa barat jadi pendidikan pun tak terurus.
5. Kemerdekaan: dengan bangkitnya umat Islam dan banyaknya
ilmuwan muslim yang bangkit, pintu ijtihad terbuka kembali pendidikan pun mulai
bangkit kembali. Pendidikan yang dulu hanya berorientasi pada agama mulai
memasukkan ilmu pengetahuan sekuler dalam kurikulum pendidikan
. I. MATERI PENDIDIKAN ISLAM
Para tokoh pendidikan Islam masa lalu membagi ilmu menjadi
beberapa bagian. Al- Farabi membagi materi menjadi ilmu bahasa, sains
persiapan, fisika dan metafisika, dan ilmu kemasyarakatan. Ibnu Kholdun membagi
menjadi ilmu syariah, filsafat, ilmu alat yang membantu agama dan ilmu alat
yang membantu faldafah. Sedangkan secara umum al-Ghazali membagi menjadi ilmu
fardu ‘ain (agama: al-qur’an, hadits dan ilmu bahasa) dan fardu kifayah (dunia:
sains dan sosial). Dan Ibnu Sina membagi
menjadi ilmu teori (mipa dan ) dan ilmu praktik (akhlak dan
politik).
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam harus
memperhatikan prinsip- prinsip berikut:
1. mengandung materi yang berfungsi mampu membantu siswa
untuk mencapai tujuan hidup Islami
2. mengandung tata nilai Islam
secara intrinsik dan ekstrinsik sehingga mampu
merealisasikan tujuan pendidikan Islam
3. metode sesuai dengan pendidikan Islam
4. kurikulum, metode dan tujuan harus saling berkaitan agar
seimbang.
Beberapa kategori kurikulum pendidikan islam:
1. ilmu dasar yang membahas al-Qur’an dan Hadits
2. ilmu sosial yang membahas kemasyarakatan
3. ikmu alam yang termasuk ilmu pasti dan teori
J. METODE DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM
Banyak sekali prinsip dalam al-Quran yang bisa dijadikan
metode dalam pengajaran, diantaranya adalah:
1. metode suasana gembira (QS. Al-Baqarah: 25 dan 185)
2. metode lemah lembut (QS. Al-Imran: 159)
3. metode bermakna (QS. Muhammad: 16)
4. metode prasyarat atau muqadimah (QS.Al-Baqaah: 1-2)
5. metode komunikasi terbuka (QS. Al-A’raf: 179)
6. metode memberikan pengetahuan baru (QS. Al- Baqarah: 164
dan Al-Fushilat: 153)
7. metode uswatun hasanah (QS. Al-Ahzab: 21)
8. metode praktek atau pengamatan aktif (QS. As- Shof: 2-3
dan Al-Baqarah: 25)
9. metode bimbingan, penyuluhan dan kasih sayang (QS.
Al-Anbiya’: 107 dan An- Nahl: 25)
10. metode cerita (QS. Al- A’raf: 176)
11. metode perumpamaan (QS. Ibrahim: 18)
12. metode hukuman dan hadiah (QS. Al-Ahzab: 72-73) K.
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
Secara garis besar evaluasi pendidikan Islam meliputi
kemampuan dasar anak didik, yaitu:
1. sikap dan pengamalan pribadinya, hablu minalloh
2. sikap dan pengamalan dirinya, hablu minannas
3. sikap dan pengamalan kehidupannya, hablu minal ‘alam
4. sikap dan pandangannya sebagai ‘abd, khalifah dan anggota
masyarakat. Berbagai contoh eveluasi Tuhan dalam pendidikan:
1. mengetahui kesabaran (QS. Al-Baqarah: 155)
2. mengetahui bersukur atau kufur terhadap Tuhan (QS.
An-Naml: 40)
3. mengetahui kejujuran (QS. An-Naml: 27)
4. mengetahui ketaatan terhadap Tuhan (QS. As- Shoffat: 103,
106 dan 107)
Perbedaan evaluasi Alloh dengan Nabi adalah jika Alloh lebih
menitikberatkan pada sikap, perasaan, dan pengetahuan manusia. Sedangkan Nabi
lebih menitikberatkan pada kemampuan dan kesedian manusia mengamalkan
ajaran-Nya.
Fungsi evaluasi pendidikan adalah
untuk mengidentifikasi dan merumuskan jarak dari saasaran pokok kurikulum
secara komprehensif, penetapan bagi tingkah laku apa yang harus direalisasikan
oleh siswa dan meyeleksi atau membentuk instrumen yang valid, terpercaya dan
praktis untuk meniai sasaran utama proses pendidikan atau ciri khusus
perkembangan dan pertumbuhan anak didik.
Jenis-jenis evaluasi:
1. formatif: menetapkan tingkat penguasaan peserta didik dan
menentukan bagian tugas yang belum dikuasai
2. sumatif: penilaian secara umum tentang keseluruhan hasil
belajar mengajar yang dilakukan setiap akhir periode
3. diagmatis: penilaian yang dipusatkan pada proses belajar
megajar dengan melokalisasikan suatu titik awal yang sama. DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M. 2006. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis
Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Multidispliner). Jakarta: Bumi Aksara
Ipi adalah pengetahuan yg secra sistematis tentang bimbingan
kepada anak didik dalam perkembangan agar tumbuh scara wajar(dalm artian
seimbang antara dunia dan akhirat)untk mncpai tujuan yaitu membentuk pribadi
muslim.
*Ipi merupakn ilmu pengetahuan praktis ->karena dalm ilmu
pendidikn diuraikan dlm proses belajrmengajar.
*Ipi merupakan ilmu pngtahuan rohani=>karena situasi
belajaq didasarkan pada tjuan terbntuknya kepribdian muslim,dan memandang
manusia yg bermartabat.
*ipi merupakan ilmu pnddkn normatif=>karena ilmu ini
berdasarkan pada pelaksanaanya dibtasi dan diatur oleh norma dan nilai2 agama.
*ipi merupakan ilmu pengtahun empiris=>karena obyek nya
situasi pendidikan dan pergaulan antra personal yaitu guru dgn guru,murid dgn
guru,murid dgn murid.
RUANGLINGKUP ILMU PENGTAHUAN(IPI)
1.Perbuatan mendidik/kegiatn belajar mengajar.
2.Anak didik :obyek pendidikn
3.Dasar dan tujuan pendidikan islam.
4.Pendidik :Subyek pendidikan
5.Materi pendidikan:disesuaikan dengan perkembangan anak
didik.
6.Metode
-sesuai dengan tujuan yg dicapai
-sesuai dengan situasi
-sesuai dengan materi
7.Evaluasi pendidikan/harian atau mingguan
8.Alat pendidikan
9.Lingkungan
kegunaan ipi
1.untk mmbuktikan teori2 dilapngan.
-aliran empirisme: pengaruh lingkungn paling mempngaruhi
-nativisme :lingkungan tdk mempengaruhi terhdap prilaku anak
tetpi kturunan yg plng dominan mempengaruhi
-konvergensi:lingkungan dan ktrunan sama2mempengaruhi 50/50
2.Memberikan bahan2 informasi tentang pelaksanaan
pendidikan.
3.Menjadi pengoreksi terhadap kekurangan2 ketika dlm
mengajar.
Dasar dasar ipi
1.Al_quran, >alloh maha tau bhwa dngn bisa membaca yakin
bakal bisa menulis,yg dibacanya ayat kauliah/ucapan dan ayat kauniah/alam
(al-alaq ayat 1-5)
1.bacalah dengan menyebut nama alloh swt,yang
menciptakan.2.Dia telan menciptakan manusia dari segumpal darah.3.Bacalah dan
tuhanmulah yg maha pemurah.4alloh swt yg mengajar manusia dngn perantara
kalam.5.Dia mengajarkan kepada manusia apa yg manusia tidak diketahui.
*albaqoroh ayat 31.Menerankan tentang bahan pembelajaran dan
netode(metode harus mencakup materi,tujuan,waktu,kemampuan guru dan murid.
Albaqoroh ayat 129>151.
Ali imron 164.
Sungguh alloh telah memberi karunia kpd org2 yg briman
ketika alloh mengutus diantara mereka seorang rosul dari golongan mereka sndiri
,yang menbacakn kepada merka ayat2 alloh,membersihkan jiwa mereka ,dan
mengajarjan kpd merka al_kitab dan al-hikmah dan sesungguhnya sebelum
kedatangan nabi itu,mereka adalah benar2dalm kesesatan yg nyata
2.Sunnah
*katama ng'ilman aljamahullohi bilijaamin minannaari.{barang
siapa yg menyembunyikan ilmu maka alloh akan mengekangnya dalm api neraka.
*phadhluli'lmi àlalàbidi kapadhli àla adnakum.>keutamaan
orang beljar dan orang yg mengajar bagaikan shahabt yg berda didkat rosul.
DASAR ILMU PENDIDIKAN ADA : 2
1.DASAR IDEAL:alquran,hadis,ijma dan kiyas.
2.DASAR OPRASIONAL
*dasar historis.Atw sejarah
*dasar filosofis:tentang hakekat pendidikan
*dasar sosiologi:kemasyarakatn
*dasar ekonomis:tidak lepas dari materi/uang,pembayaran
*dasar politik:bahwa dunia pendidikan kadang tak lepas dari
unsur politik
*dasar psikologi:yg berhbngn dng jiwa dan prilaku ank
didik,agr kita bisa mengetahui tingkat perkembangan prilaku dan jiwa seorang
anak didik.
tujuan pendidikan islam(D.Marimba)
a.Tujuan sementara:sasaran sementara yang Harus dicapai oleh
umat islam dalam melaksanakan pendidikan untuk mencapai tujuan
tertentu.Misalkan kedewasaan dlm segi kamatangan sikap.Kewsaan dari segi
jasmani,berpakaian,kdewasaan dalm segi rohani(conto mempunyai iman kuat,dan tdk
mudh dipengaruhi)
b.Tujuan akhir:sasaran yg hrus dicapai oleh anak didik yaitu
untuk mencapai tujuan terwudnya kepribadian muslim.
Tujuan pendidikan menurut islam
1.Tujuan umum=mencetak manusia menjadi khalifah
dibumi,dipengaruhi berbagai aspek diantaranya dgn ilmu.
2.tujuan akhir(ali imron :100)
3.Tuauan smentara:tujuan yg akan dicpai setelah anak dikasi
pelajaran SK/KD.
4.Tujuan oprasional:tujuan yg akn dicapai dengan sejumlah
kegiatan yg dikembangkan dari SK/KD
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang digunakan dalam
proses pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam sebagai pedoman umat manusia
khususnya umat Islam.
Pendidikan adalah segala upaya , latihan dan sebagainya
untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia baik
secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan manusia yang dewasa dan
bertanggung jawab sebagai makhluk yang berbudi luhur.
Sedangkan pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan
yang berlandaskan ajaran Islam yang mencangkup semua aspek kehidupan yang
dibutuhkan manusia sebagai hamba Alloh sebagaimana Islam sebagai pedoman
kehidupan dunia dan akhirat.
Sejalan dengan perkembangan
zaman dan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin bertambah
dan luas, maka pendidikan Islam bersifat terbuka dan akomodatif terhadap
tuntutan zaman sesuai norma- norma Islam.
A. PENTINGYA TEORISASI PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan merupakan upaya untuk pembudayaan manusia untuk
merngembangkan potensinya secara optimal yang dalam pelaksanaannya sangat
bergantung pada sang pendidik. Sehingga mereka dituntut untuk memenuhi semua
persyaratan sebagai seorang pendidik yang ideal. Sedangkan faktor pembawaan
anak merupakan sasaran utama oleh para pendidik.
Teori adalah suatu konsep pemikiran manusia yang disusun
secara sederhana tentang suatu bidang kehidupan yang tersusun berdasarkan
fakta-fakta yang saling berkaitan dan mendukungnya. Sehingga menjadi suatu
produk pemikiran yang teruji dengan praktek yang berhubungan dengan berbagai
variabel.
1. Landasan Dasar
Pengembangan Teorisasi Pendidikan Islam
a. Hakikat pendidikan adalah segala upaya dan usaha untuk
menjadikan manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan
b. Azas pendidkan Islam adalah perkembangan dan pertumbuhan
dalam perikehidupan yang seimbang dalam semua seluk beluk kehidupan secara
adil, merata, menyeluruh dan integral.
c. Model dasar pendidian Islam adalah kemampuan dasar untuk
berkembang dari setiap individu sebagai karunia Tuhan.
d. Sasaran pendidikan Islam adalah mengintegrasikan iman
dan takwa dengan ilmu pengetahuan dalam pribadi manusia
untuk mewujudkan kesejahteraan dunia-akhirat.
2. Persyaratan Ilmiah
Persyaratan ilmiah ilmu pendidkan Islam adalah memiliki
objek yang jelas, pandangan, teori, dan hipotesis yang bersumber ajaran Islam,
metode analisa yang bernafaskan Islam, dan struktur keilmuan definitif yang
satu sama lain saling berkaitan sebagai ilmu yang mandiri. 3. Tugas Fungsi Ilmu
Pendidikan
a. Melakukan pembuktian terhadap teori-teori ilmu pendidikan
Islam
b. Memberikan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam
segala aspek bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Sebagai pengoreksi terhadap kekurangan teori- teori ilmu
pendidikan Islam. 4. Hubungan Teori dengan Fakta
a. Teori menetapkan adanya hubungan fakta yang ada.
b. Teori mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari
konsep-konsep.
c. Teori harus dapat mengikhtisarkan fakta dan menerangkan
sejumkah besar fakta.
d. Teori harus dapat meramalkan fakta
e. Teori harus dapat menunjukkan kebutuhan- kebutuhan untuk
dikembangkan penelitian secara lebih lanjut.
B. HAKIKAT PENDIDIKAN
ISLAM
Berangkat dari pengertian pendidIkan Islam, secara teori
berarti memberi makan kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan
rohani sesuai ajaran Islam baik melalui lembaga atau sistem kurikuler.
Sedangkan tujuan fungsionalnya adalah potensi dinamis manusia yaitu keyakinan,
ilmu pengetahuan, akhlak dan pengalaman. Sebagai lingkaran proses pendidikan Islam
yang akan mengantarkan manusia sebagai hamba Alloh yang mukmin, muslim, muhsin,
dan mushlihin mutaqin.
Sedangkan objek pendidikan Islam adalah menyadarkan manusia
sebagai makhluk individu yang diciptakan Tuhan yang paling sempurna dan lebih
mulia dari makhluk lain (QS. As-Shaad: 71-72), memiliki kedudukan yang lebih
tinggi (QS. Al-Isra’: 70). Disamping itu manusia diberi beban tanggung jawab
terhadap dirinya dan masyarakat (QS. Al-Isra’: 15).
Sejalan hal itu, menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial
yang harus mengadakan
interelasi (QS. AL-Anbiya’: 92), berinteraksi, gotong-royong
dan bersatu (QS. Al-Imran: 103), bersudara (QS. Al- hujurat: 10), tanpa
membedakan berbagai perbedaan baik bahasa atau warna kulit (QS. Ar-Ruum: 22).
Disamping itu juga tidak melupakan bahwa manusia sebagai
hamba Alloh yang diberi fitrah untuk beragama. Sehingga watak dan sikap
religiusnya perlu dikembangkan agar mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya
sesuai firman Alloh dalam surat Al-An’am: 102-103. C. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan pendidikan Islam secara instruksional adalah:
a. TIK, mengarahkan anak untuk menguasai suatu ilmu khusus
b. TIU, mengarahkan anak untuk menguasai semua ilmu secara
umum sebagai kebulatan
c. Kurikuler, agar mencapai garis besar program pengajaran di
institusi pendidikan
d. Institusional, tujuan yang harus dicapai menurut program
pendidikan di setiap intitusi
e. Umum atau nasional, cita- cita hidup yang ditetapkan
untuk dicapai melalui pendidikan formal/ non- formal. Sedangkan berdasarkan
tugas dan fungsi manusia secara filosofis adalah:
a. Individu, belajar mempersiapkan manusia untuk hidup dunia
dan akhirat
b. Sosial, berhubungan dengan kehidupan manusia dengan
masyarakat
c. Profesional, menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni dan
profesi sebagai kegiatan di masyarakat.
Tujuan dalam proses pendidikan Islam adalah cita- cita yang
mengandung nilai- nilai Islam yang ingin dicapai berdasarkan ajaran Islam
secara bertahap. Membentuk manusia dewasa yang berakhak mulia, mengembangkan
potensi mengintegrasikan ilmu pengetahuan untuk kebahagiaan dunia akhirat.
Tujuan keagamaan pendidikan
Islam adalah berorientasi pada kebahagiaan akhirat , dengan
cara melaksanakan syariat Islam melalui pendidikan spiritual, misalnya (QS. Al-
A’laa: 14-17) tentang kehidupan akhirat adalah lebih penting. Sedangkan tujuan
keduniaan adalah pendidikan berorientasi pada kepentingan dunia sebagaimana
firma Alloh QS. Al-Jumu’ah: 10
Jika dihubungkan dengan filsafat pendidikan Islam maka ilmu
pendidikan Islam bertugas menganalisa secara mendalam tentang masalah- masalah
pendidikan sekaligus penyelesaiannya. Ilmu pendidikan tidak hanya melandasi
tugasnya dengan teori-teori tapi juga fakta empiris dan praktis yang di dalam
masyarakat. Sehingga nantinya terjadi interaksi antara ilmu pendidikan Islam
dengan masyarakat yang saling mengisi satu sama lain. Ilmu pendidikan Islam
membutuhkan landasan yang ideal, rasional, universal dan sistematik tentang
hakikat pendidikan.
Filsafat pendidikan berorientasi pada seluruh aspek
pendidikan secara obyektif untuk kebutuhan manusia secara mendasar. Maka
filsafat pedidikan Islam berusaha menunjukan kemana arah pendidikan akan
dibawa. Dengan ciri filsafat yang radikal, universal dan sistematis akan
mengahasilkan pemikiran tentang manuisa yaitu sebagai individu, sosial, dan
moral yang mengarah pada hubungan manusia dengan tuhan secara vertikal, dengan
masyarakat secara horisontal dan dengan alam.
G. INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM
Institusi dalam pendidikan Islam bermula dari halaqoh-
halaqoh yang dibuat Nabi kemudian seiring dengan perkembangan zaman lahirlah
lembaga-lembaga pendidikan mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling
lengkap sehingga menunjang keintektualitas peserta didik
Lembaga–lembaga itu memiliki berbagi aspek yang harus
dipenuhi sebagai sarana untuk mencetak manusia muslim yang sejati. Diantaranya
adalah pendidik, kurikulum, sarana pendidikan dan sebagainya.
Secara filosofis ilmu pendidikan Islam dapat diartikan
sebagai proses pendidikan yang di dasari nilai-niai Islam yang bersumber al-Qur’an
dan Sunnah. Dengan pikirannya, manusia diperintahkan untuk menggali nilai-nilai
di dalam al- Qur’an dan Sunnah tentang ilmu pengetahuan. Karena dengan ilmu
pengetahuanlah manusia bisa memahami fenomena alam sekitarnya sehingga menjadi
bekal dalam menjalani hidup sebagai hamba Alloh dan khalifatulloh. Dan dengan
pengetahuan dan teknologi yang dimikinya manusia disuruh untuk memahami alam
semesta sejauh kemampuan rasionya.
Dalam operasionalnya ilmu pendidikan Islam berorientasi pada
pemahaman kepada Alloh yang maha mengetahui sebagai sumber dari segala ilmu
pengetahuan. Selain itu adalah pengembangan kehidupan sosial dalam masalah
muamalah dengan masyarakat. Dan pengembangan alam sekitar yang memiliki
kekayaan untuk digali dan diolah untuk kesejahteraan dunia-akhirat.
H. MODEL PENDIDIKAN
ISLAM
Model ilmu pendidikan Islam secara teoritis berbicara aspek
filosofis, epistemologi, dan pedagogis yang dalam operasionalnya berorientasi
pada berikut:
1. Materi disesuaikan dengan tuntutan sosiokultural masa
kini. Materi kurikulum mengandung tantangan untuk berfikir kritis dan pelajaran
tajam sebagi pendorong berfikir kritis ilmiah menuju perkembangan pribadi
muslim yang harmonis sesuai tuntunan Tuhan dan masyarakat.
2. Pendidik menganggap anak didik sebagai sumber pengetahuan,
subjek dan partner dalam proses belajar mengajar.
3. Peserta didik melakukan dialogis dengan berbagai pihak
dalam proses belajar mengajar dan menghayatinya kemudian merevisi sikap
pandangannya sendiri.
a. Model Pendidikan
Islam dengan pendekatan Sistem:
1. Secara sistemik manusia
dipandang sebagai makhluk integralistik
2. Secara pedagogis pendidikan
Islam sebagai pengembang potensi dasar secara integral antara rohani dan
jasmani untuk membentuk manusia muslim.
3. Secara institusional pendidikan
Islam adalah bentuk pendidikan yang bejenjang
4. Secara kurikuler pendidikan
Islam mengarahkan seluruh komponen dan faktor-faktor pendukung pendidikan untuk
mewujudkan cita-cita Islami.
b. Pendekatan Pedagogis dan Psikologis
Dengan pendekatan ini pendidikan menganggap manusia sebagai
makhluk yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan baik secara
jasmani dan rohani. Menurut para pemikir pendidikan baik muslim atau non-muslim
potensi dasar yang dimiliki anak yang dan berkembang ini hanya dapat dilakukan
dengan proses pendidikan. Dimana pendidikan adalah mengarahkan dan melatih
peserta didik untuk mewujudkan cita cita Islami yaitu mencetak pribadi muslim
yang memiliki intelektualitas tinggi dan berbudi luhur.
Pendekatan sistem ini
menganalisis lima unsur pendidikan yaitu:
1. Pendidik, dalam hal ini seorang pendidik harus memenuhi
sebagai seorang pendidik yang ideal. Dia harus matang dalam hal keilmuan,
akhlak, dan sebagainya sebagai penunjang untuk menjadi pendidik yang
berkualitas. Karena dialah yang akan menentukan akan jadi apa peserta didiknya
nanti disamping potensinya sendiri yang akan menentukan hidupnya. Tapi sedikit
banyak seorang guru akan memiliki pengaruh kepada sang murid.
2. Anak didik diposisikan sebagai objek pendidikan yang
sedang megalami perkembagan jasmani da rohani dengan potensinya yang bersifat
fitrah. Perkembangan itu hanya bisa optimal bila dilakukan dengan proses
pendidikan yang berkesinambungan dan menggunakan metode konvergensi akan
menghasilkan hasil yang optimal.
3. Alat pendidikan adalah sarana yang penting dalam
menunjang mutu pendidikan. Dalam pendidikan Islam, alat pendidikan bisa berupa
fisik atau non-fisik yang terseleksi mana yang lebih berguna. Disamping itu
harus mengandung nilai efektif dan efisien yang diperoleh secara halal sesuai
dengan norma- norma Islam.
4. Lingkungan yang bersinggungan langsung dengan anak didik
sangat mempengaruhi anak didik. Untuk itu lingkungan yang baik adalah
lingkungan yang bersifat mendidik dan bisa memperlancar jalannya pendidikan
dehingga cita-cita pendidikan dapat terwujud.
5. Tujuan pendidikan Islam adalah suatu cita-cita yang
dirumuskan bagi keberlangsungan anak didik masa depan. Sehingga tujuan
pendidikan Islam harus berorientasi pada peningkatan keimanan dan ketakwaan
untuk menghasilkna muslim yang baik sehingga bahagia dunia akhirat. c. Model
Pendidikan Islam dengan pendekatan Spiritual
1. Dalam pandangan agama manusia diberi dua pilihan yaitu
jalan sesat yang mejerumuskan ke jurang nista dan jalan kebenaran yang menuntun
manusia menuju keridhaan Alloh. Sehingga merasakan bahagia dunia-akhirat.
2. Proses pendidikan harus mengarahkan peserta didik menjadi
manusia yang dedikatif dan berserah diri kepada Alloh. Materi pendidikan harus
mengarahkannya dari asal- usul manusia sehingga dia akan mengerti arti hidup.
3. Kurikulum materi pendidikan harus mengandung nilai-nilai
Islami.
4. Strategi operasional pendidikan adalah meletakkan anak
didik dalam posisi pendidikan seumur hidup. d. Model Pendidikan Islam dengan
pendekatan Historis.
Dilihat dari segi historis ada empat aspek ciri pokok
perkembangan pendidikan yang releven, sejalan dan seirama, yaitu ideal,
institusional, dan materiil. Ada tiga aspek pendidikan dengan pendekatan
sejarah, secara pedagogis anak didik diletakkan pada posisi sentral untuk
mengembangnkan kemampuan menciptakan hidup bernilai sejarah dengan mengkaji
sejarah masa lalu. Secara kurikuler anak didik dikenalkan pasang surut
kehidupan , positif-negatifnya dan tokoh-tokoh sejarah. Sedangkan secara epistemologi
anak diarahkan menangkap makna kehidupan
sejarah. Sehingga bisa mengaktualisasikan dalam
kehidupannya. Karakteristik historis pendidikan Islam:
1. Masa Nabi: berorientasi pada pengajaran tauhid dan
berbentuk halaqah
2. Sahabat: berbentuk halaqah dan pendidikan diserahkan pada
oangtua anak
3. Masa kerajaan: mengalami perubahan dengan bertambah
luasnya daerah dan pengaruh dari luar arab. Muncul madrasah-madrasah yang
operasionalnya berbeda setiap daerah.
4. Kemunduran: pendidikan mengalami kemunduran seiring
dengan tertutupnya pintu ijtihad. Disamping itu karena semua wilayah Islam
terjajah bangnsa barat jadi pendidikan pun tak terurus.
5. Kemerdekaan: dengan bangkitnya umat Islam dan banyaknya
ilmuwan muslim yang bangkit, pintu ijtihad terbuka kembali pendidikan pun mulai
bangkit kembali. Pendidikan yang dulu hanya berorientasi pada agama mulai
memasukkan ilmu pengetahuan sekuler dalam kurikulum pendidikan
. I. MATERI PENDIDIKAN ISLAM
Para tokoh pendidikan Islam masa lalu membagi ilmu menjadi
beberapa bagian. Al- Farabi membagi materi menjadi ilmu bahasa, sains
persiapan, fisika dan metafisika, dan ilmu kemasyarakatan. Ibnu Kholdun membagi
menjadi ilmu syariah, filsafat, ilmu alat yang membantu agama dan ilmu alat
yang membantu faldafah. Sedangkan secara umum al-Ghazali membagi menjadi ilmu
fardu ‘ain (agama: al-qur’an, hadits dan ilmu bahasa) dan fardu kifayah (dunia:
sains dan sosial). Dan Ibnu Sina membagi
menjadi ilmu teori (mipa dan ) dan ilmu praktik (akhlak dan
politik).
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam harus
memperhatikan prinsip- prinsip berikut:
1. mengandung materi yang berfungsi mampu membantu siswa
untuk mencapai tujuan hidup Islami
2. mengandung tata nilai Islam
secara intrinsik dan ekstrinsik sehingga mampu
merealisasikan tujuan pendidikan Islam
3. metode sesuai dengan pendidikan Islam
4. kurikulum, metode dan tujuan harus saling berkaitan agar
seimbang. Beberapa kategori kurikulum pendidikan islam:
1. ilmu dasar yang membahas al-Qur’an dan Hadits
2. ilmu sosial yang membahas kemasyarakatan
3. ikmu alam yang termasuk ilmu pasti dan teori J. METODE
DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM
Banyak sekali prinsip dalam al-Quran yang bisa dijadikan
metode dalam pengajaran, diantaranya adalah:
1. metode suasana gembira (QS. Al-Baqarah: 25 dan 185)
2. metode lemah lembut (QS. Al-Imran: 159)
3. metode bermakna (QS. Muhammad: 16)
4. metode prasyarat atau muqadimah (QS.Al-Baqaah: 1-2)
5. metode komunikasi terbuka (QS. Al-A’raf: 179)
6. metode memberikan pengetahuan baru (QS. Al- Baqarah: 164
dan Al-Fushilat: 153)
7. metode uswatun hasanah (QS. Al-Ahzab: 21)
8. metode praktek atau pengamatan aktif (QS. As- Shof: 2-3
dan Al-Baqarah: 25)
9. metode bimbingan, penyuluhan dan kasih sayang (QS.
Al-Anbiya’: 107 dan An- Nahl: 25)
10. metode cerita (QS. Al- A’raf: 176)
11. metode perumpamaan (QS. Ibrahim: 18)
12. metode hukuman dan hadiah (QS. Al-Ahzab: 72-73)
K. EVALUASI
PENDIDIKAN ISLAM
Secara garis besar evaluasi pendidikan Islam meliputi
kemampuan dasar anak didik, yaitu:
1. sikap dan pengamalan pribadinya, hablu minalloh
2. sikap dan pengamalan dirinya, hablu minannas
3. sikap dan pengamalan kehidupannya, hablu minal ‘alam
4. sikap dan pandangannya sebagai ‘abd, khalifah dan anggota
masyarakat
. Berbagai contoh eveluasi Tuhan dalam pendidikan:
1. mengetahui kesabaran (QS. Al-Baqarah: 155)
2. mengetahui bersukur atau kufur terhadap Tuhan (QS.
An-Naml: 40)
3. mengetahui kejujuran (QS. An-Naml: 27)
4. mengetahui ketaatan terhadap Tuhan (QS. As- Shoffat: 103,
106 dan 107)
Perbedaan evaluasi Alloh dengan Nabi adalah jika Alloh lebih
menitikberatkan pada sikap, perasaan, dan pengetahuan manusia. Sedangkan Nabi
lebih menitikberatkan pada kemampuan dan kesedian manusia mengamalkan ajaran-
Nya.
Fungsi evaluasi pendidikan adalah untuk mengidentifikasi
dan merumuskan jarak dari saasaran pokok kurikulum secara
komprehensif, penetapan bagi tingkah laku apa yang harus direalisasikan oleh
siswa dan meyeleksi atau membentuk instrumen yang valid, terpercaya dan praktis
untuk meniai sasaran utama proses pendidikan atau ciri khusus perkembangan dan
pertumbuhan anak didik.
Jenis-jenis evaluasi:
1. formatif: menetapkan tingkat penguasaan peserta didik dan
menentukan bagian tugas yang belum dikuasai
2. sumatif: penilaian secara umum tentang keseluruhan hasil
belajar mengajar yang dilakukan setiap akhir periode
3. diagmatis: penilaian yang dipusatkan pada proses belajar
megajar dengan melokalisasikan suatu titik awal yang sama. DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M. 2006. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis
Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Multidispliner). Jakarta: Bumi Aksara
Ipi adalah pengetahuan yg secra sistematis tentang bimbingan
kepada anak didik dalam perkembangan agar tumbuh scara wajar(dalm artian
seimbang antara dunia dan akhirat)untk mncpai tujuan yaitu membentuk pribadi
muslim.
*Ipi merupakn ilmu pengetahuan praktis ->karena dalm ilmu
pendidikn diuraikan dlm proses belajrmengajar.
*Ipi merupakan ilmu pngtahuan rohani=>karena situasi
belajaq didasarkan pada tjuan terbntuknya kepribdian muslim,dan memandang
manusia yg bermartabat.
*ipi merupakan ilmu pnddkn normatif=>karena ilmu ini
berdasarkan pada pelaksanaanya dibtasi dan diatur oleh norma dan nilai2 agama.
*ipi merupakan ilmu pengtahun empiris=>karena obyek nya
situasi pendidikan dan pergaulan antra personal yaitu guru dgn guru,murid dgn
guru,murid dgn murid.
RUANGLINGKUP ILMU PENGTAHUAN(IPI)
1.Perbuatan mendidik/kegiatn belajar mengajar.
2.Anak didik :obyek pendidikn
3.Dasar dan tujuan pendidikan islam.
4.Pendidik :Subyek pendidikan
5.Materi pendidikan:disesuaikan dengan perkembangan anak
didik.
6.Metode
-sesuai dengan tujuan yg dicapai
-sesuai dengan situasi
-sesuai dengan materi
7.Evaluasi pendidikan/harian atau mingguan
8.Alat pendidikan
9.Lingkungan
kegunaan ipi
1.untk mmbuktikan teori2 dilapngan.
-aliran empirisme: pengaruh lingkungn paling mempngaruhi
-nativisme :lingkungan tdk mempengaruhi terhdap prilaku anak
tetpi kturunan yg plng dominan mempengaruhi
-konvergensi:lingkungan dan ktrunan sama2mempengaruhi 50/50
2.Memberikan bahan2 informasi tentang pelaksanaan
pendidikan.
3.Menjadi pengoreksi terhadap kekurangan2 ketika dlm
mengajar.
Dasar dasar ipi
1.Al_quran, >alloh maha tau bhwa dngn bisa membaca yakin
bakal bisa menulis,yg dibacanya ayat kauliah/ucapan dan ayat kauniah/alam
(al-alaq ayat 1-5)
1.bacalah dengan menyebut nama alloh swt,yang
menciptakan.2.Dia telan menciptakan manusia dari segumpal darah.3.Bacalah dan
tuhanmulah yg maha pemurah.4alloh swt yg mengajar manusia dngn perantara
kalam.5.Dia mengajarkan kepada manusia apa yg manusia tidak diketahui.
*albaqoroh ayat 31.Menerankan tentang bahan pembelajaran dan
netode(metode harus mencakup materi,tujuan,waktu,kemampuan guru dan murid.
Albaqoroh ayat 129>151.
Ali imron 164.
Sungguh alloh telah memberi karunia kpd org2 yg briman
ketika alloh mengutus diantara mereka seorang rosul dari golongan mereka sndiri
,yang menbacakn kepada merka ayat2 alloh,membersihkan jiwa mereka ,dan
mengajarjan kpd merka al_kitab dan al-hikmah dan sesungguhnya sebelum
kedatangan nabi itu,mereka adalah benar2dalm kesesatan yg nyata
2.Sunnah
*katama ng'ilman aljamahullohi bilijaamin minannaari.{barang
siapa yg menyembunyikan ilmu maka alloh akan mengekangnya dalm api neraka.
*phadhluli'lmi àlalàbidi kapadhli àla adnakum.>keutamaan
orang beljar dan orang yg mengajar bagaikan shahabt yg berda didkat rosul.
DASAR ILMU PENDIDIKAN ADA : 2
1.DASAR IDEAL:alquran,hadis,ijma dan kiyas.
2.DASAR OPRASIONAL
*dasar historis.Atw sejarah
*dasar filosofis:tentang hakekat pendidikan
*dasar sosiologi:kemasyarakatn
*dasar ekonomis:tidak lepas dari materi/uang,pembayaran
*dasar politik:bahwa dunia pendidikan kadang tak lepas dari
unsur politik
*dasar psikologi:yg berhbngn dng jiwa dan prilaku ank
didik,agr kita bisa mengetahui tingkat perkembangan prilaku dan jiwa seorang
anak didik.
tujuan pendidikan islam(D.Marimba)
a.Tujuan sementara:sasaran sementara yang Harus dicapai oleh
umat islam dalam melaksanakan pendidikan untuk mencapai tujuan
tertentu.Misalkan kedewasaan dlm segi kamatangan sikap.Kewsaan dari segi
jasmani,berpakaian,kdewasaan dalm segi rohani(conto mempunyai iman kuat,dan tdk
mudh dipengaruhi)
b.Tujuan akhir:sasaran yg hrus dicapai oleh anak didik yaitu
untuk mencapai tujuan terwudnya kepribadian muslim.
Tujuan pendidikan menurut islam
1.Tujuan umum=mencetak manusia menjadi khalifah
dibumi,dipengaruhi berbagai aspek diantaranya dgn ilmu.
2.tujuan akhir(ali imron :100)
3.Tuauan smentara:tujuan yg akan dicpai setelah anak dikasi
pelajaran SK/KD.
4.Tujuan oprasional:tujuan yg akn dicapai dengan sejumlah
kegiatan yg dikembangkan dari SK/KD
mendapat kesempatan unhA lebih banyak melakukan
aktivitas?belajar, berupa hubungan interaktif dengan materi pelajaran?sehingga
terdorong unhik menyimpulkan pemahaman dari?pada hanya sekedar menerima
pelajaian yang diberikm.?Berikut ird beberapa implilcasi paradigma
kons-?truktifistik dalam pemebelajaran berbasis active learning, di?antaranya
adalah:?
1. Peran Guru?Dalam
implementasi pembelajaran konstruktivisme yang?berorientasi pada active
learning, tugas guru adalah membantu?siswa mengkonstruksi pengetahuannya sesuai
dengan situasi-?nya yang konkret. Guru juga berperan sebagai mediator
dan?fasilitator yang membantu pioses belajar murid berjalan?dengan baik.
Hal-hal ymg dapat dilakukan guru dalam rangka?tersebut di antaranya adalah:
(a) Menyediakan
pengalaman?belajar yang memungkinkan murid bertimggung jawab dalam?membuat
rancangan/ proses/ dan penelitian; (b) Menyediakan?atau memberikan
kegiatan-kegiatan yang merangsang keingin-?tahuan murid dan mernbantu mereka untuk
mengekspresikan?gagasan-gagasmnya (Watts dan Poppe, 1989); (c)
Menyediakan?sarana ysmg merangsmg siswa berpikir secara produktif.?Menyediakan
kesempatan dan pengalaman yang paling?mmdukung proses belajar siswa; (d)
Memonitor, mengeva"-?luasi, dan memmjukkan apakah pemildran siswa
beijalan'atau?Udak Guru mmimjuUum dm mempertanyakan apakah pe-?ngetahuan murid
itu beriaku untuk menghadapi 'persoalan?yang baru yang
berkaitan.?Dengan^demikim dalam pembdajaTan aktif
ini?ditu"tut,ur'.tuk.la'eaffdim movatif 8ehm8Sa
mampu-me^y?:u;ulan.te8ma.tmm-en8a)amya den8an Wa dan'karakt^tik?belajar siswa.
Betoapa hal yang dapat juga oleh'gu^TaI'am
Coring?/ Good citizen?Dalam konteks Indonesia sebagaimana
dinunuskan?dalam Desain Induk Pembmgunan Karakter Bangsa (2010) ada?beberapa
karakter indiridu yang mesti dikembangkan yang?secara guis besamya bersumber
dari hasil olah hati, olah piku,?olah raga, dan olA rasa dan karea.
Masing-masing sebagai?berikut:?a) Karakter yang bersumber dari olah hati adalah
beriman?dan bertakwa/ Jujur/ amanah/ adil^ tertib/ taat aturan?bertmggung
jawab, berempati, berani mengamba resiko,?pantang meneyerah, rela berkorban dan
bajiwa patriotik.?b) Karakter yang bersumber dari oleh pikir, antara
lain?cerdas, kritis, fa-eatif, inovatif, ingin tahu, produktif,?berorientasi
iptek, danreflektif.?c) Karakter yang bersumber dari olah raga, antara lain
bersih?dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersaha-?bat,
kaoperatif, determinatif, kompetitif, ceria dan gigih,?Karakter yang bersumber
dan olah rasa dm fcnsa antara?lain kemanusiam, saling menghargai, gotong
royong, keber-?samaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli,
kosmopoUt?(mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah?alt, bmgga
menggimakan bahasa dm produk Indonesia,?dinamis, keija keras, dan beretos
keqa.?Dalam Undang-undmg Nomor 20 Tahun?Sistem Pendid&an Nasional pasal 3
disebutkan ada'?karaktertetik manusia yang mgin dihasilkan dari
pendidiltm?nasional, yaitu: (a) beriman dan bertakwa kepada A?Maha Esa, (b)
berakhlak mulia, (c) sehat, (d) beriimu
(f) kreatif/ (g) mandiri/ dan (h) menjadi warga negara
yang?demokratis serta bertanggung jawab.?Bentak karakter apapun yang dtrumuskan
tetap hams?berlandaskan pada nilai-nilai universal. Oleh karena itu/?pendidikm
yang mengembangkan karakter adalah bentuk?pendidikm yang bisa membmtu
mengembangkan sikap, etika,?moral dan tanggung jawab/ memberikan kasih sayang
pada?anak didik dengan menunjukkm dan mengajarkan karakter?yang bagus. Hal itu
merupakan usaha intensional dm proaMf?dan sekolah masyarakat dan negara untuk
mengisi pola piku-?dasar anak didik, yaitu mlai-mlai etika seperti menghargai
diri?sendiri dan orang lain, sikap bertanggung jawabm integritas?dan disiplin
diri. Hal itu memberikan solusi jangka panjang?yang mengarah pada isu-isu
moral, etika dan akademis yang?merupakan conceren dan sekaligus kekhawatiran
yang terus?meningkat di dalam masyaiakat.?B. Urgensi Pendidikan Karakter?Nilai
penting karakter bagi kehidupan manusia dewasa mi?sebagaimana diungkapkan oleh
Antonin Scalia (1998):?Bear in mind that brains and learning, like muscle
and?physical skill, are article of commerece. They are bought?and sold. You can
hire them by the year or by the hour.?The only thing in the world not for sale
is character.?And if that does not govern and direct your brains and?learning,
they will do you and tha world more harm?than good.?Dalam pandangan Scalia
(1998), karakter harus menjadi?fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan. Hal
yang sudah?menjadi pengetahuan umum bahwa di era teknologi mi,?biowledge is
power. Masalahnya, bila orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan
tidak menunjukkan karakter terpuji, maka tidak diragukan lagi bahwa dunia akan
rusak dan semakin buruk. Dengan kata lain ungkapan hiawkdge is power akan
menjadi lebih sempuma jilta ditambahkan knowledge is power, but character is
more.Winataputra (2010: 2-7) mengemukakan beberapa alasantentang perlunya
pendidikan karakter bagi peserta didik, yaitu:
(a) karakter merupakan hal yang sangat esesnsial dalam
berbangsa dan bemegara;
(b) karakter berperan sebagai kendali dm kekuatan sehingga
bangsa ini tidak mudah terombang ambing; dan
(c) kaiakter tidak datang dengan sendirinya/ tetapi haius
dibmgun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yan bermartabat. Koesoema (2007: 115)
menyatakan bahwa pendidikan karakter mendesak untuk diterapkan
mengingatberbagai macam perilaku non-edukatif kmi telah merambah dalam dunia
pendidikan, seperti fenomena kekerasan pelecehan seksual, bisnis mania leawat
pendidikan, korupsi dan kesewmmg-wenangan yang terjadi di kalangan sekolah.
Dengm pendid&an karakter dihaj-apkan menjadi salah satuu paya pembudayaan
dan pemanusiaan Pertimbmgan lairmya
tentang pmtingnya pendid ilcan tarakta didasarkan pada hd-hal sebagal berikut
sebagaimamdiungkapkm oleh Udona (1991) yaitu:
(a) adanya kebutuhannyata dm mendesak; (b) proses transmisi
nUai seb peradaban; (c) peranm sahian pendidikan sebagaiŸpffldJd
Teori Pendidikan
Secara Umum Pendidikan secara
umum ialah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan jasmani
seseorang, akalnya dan akhlaknya sejak dilahirkan hingga dia mati. Pendidikan
dengan pengertian ini meliputi semua sarana, baik disengaja seperti pendidikan
dilingkungan keluarga (rumah), dan pendidikan sekolah, atau yang tidak disengaja
seperti pendidikan yang datang kebetulan dari pengaruh lingkungan sosial
kemasyarakatan dalam pergaulan kesehatan atau yang bersifat alamiah dan lain-
lain. Pendidikan dalam pengertian
ini, sama dengan pengertian bahwa kehidupan itu sendiri atau dalam artian
sesungguhnya bahwa segala bentuk hubungan manusia baik di lingkungan keluarga,
lingkungan alam dalam kehidupan ini dianggap sebagai sebuah proses pembelajaran
dengan anggapan bahwa dimulai dari buaian atau sejak terlahir sampai keliang
lahat. Sedangkan pengertian pendidikan secara khusus ialah
semua media yang dijadikan dan
dipergunakan untuk mengembangkan jasmani anak, akalnya dan untuk pembinaan
akhlaknya (akhlakul kharimah), dan hanya meliputi sarana khusus yang mungkin
disusun suatu sistem bagiannya; ini terbatas pada pendidikan rumah tangga dan
sekolah. Pengertian di atas sengaja dikemukakan untuk menggambarkan secara umum
kepada kita tentang makna pendidikan, akan tetapi kedua bentuk pengertian di
atas disadari tidaklah cukup mewakili definisi pendidikan, apalagi sampai
membatasi pengertian pendidikan itu sendiri. Kerena pengertian sebagaimana
telah dikemukakan masih kabur dan samar-samar, sehingga diperlukan
pendefinisian yang lebih cermat dan jelas guna menghindari pencampur adukan
antara pengertian pendidikan dan tujuannya. Upaya pendefinisian sangatlah
penting dalam memberikan pengertian yang jelas dan tegas. Dikalangan para
pemikir terdapat beberapa pendapat tentang hakikat pendidikan dan batasan
pengertiannya. Dan kesemuanya itu sejalan dengan isi hati mereka,
kesenangannya,
kehidupannya dan tujuan hidup
ini. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi pendidikan menurut para
tokoh : 1. John Sturt Mill (salah seorang failusuf Bangsa Inggris yang hidup
sekitar tahun 1806-1873 M) mengatakan : “Pendidikan itu meliputi segala sesuatu
yang dikerjakan oleh seorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain
untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.” 2.
Roussenan (salah seorang failusuf Jerman yang hidup di tahun 1776-1823 M)
mengatakan : “Pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum
ada pada kita sewaktu masa kanak- kanak, akan tetapi kita membutuhkannya
waktu dewasa.” 3. Aristoteles
(filosof terbesar dari Yunani 184 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah
menyiapkan akal untuk pengajaran, sebagaimana disiapkan tanah tempat persemaian
benih. Dia mengatakan bahwa di dalam diri manusia ada dua kekuatan yaitu
pemikiran
kemanusiaannya dan syahwat
kehewaniyahnya.
Pendidikan itu adalah alat yang
dapat membantu kekuatan pertama untuk mengalahkan kekuatan yang kedua.”
4. Ibnul Muqaffa (seorang tokoh
Bahasa Arab yang
hidup tahun 106-1213 H pengarang
kitab Kalilah dan Damimah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita
butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indra kita
seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai
peradaban yang tinggi yang merupakan santapan akal dan rohani.” 5. William
Chandler Bagley (salah seorang tokoh pendidikan di Universitas New York, AS)
mengatakan : “Pendidikan itu ialah aktivitas yang dengannya seseorang dapat
berusaha mendapatkan
pengalaman dan latihan- latihan
(experiment) yang akanmenjadikan setiap tugas (aktivitas) masa depannya, lebih
baik dan lebih sempurna.
(Badrun Zaman, dkk, 2005)
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran, maka kelima pendapat yang
telah dikemukakan diharapkan dapat mewakili pendapat-pendapat lainnya.
Berdasarkan pengertian- pengertian di atas dapatlah dikatakan bahwa pendidikan
itu adalah pemberian pengarah dengan berbagai macam yang berpengaruh, yang
sengaja kita pilih untuk membantu anak, sehingga sedikit demi sedikit, sampai
kepada batasan kesempurnaan maksimal yang dapat dicapai, sehingga dia bahagia
dalam kehidupannya. Sebagai individu dan dalam kehidupan kemasyarakatan
(sosial) dan setiap tindakan yang keluar dari padanya menjadi lebih sempurna,
lebih tepat dan lebih baik bagi masyarakat. Oleh karena itu pendidikan dapat
pula dikatakan sebagai wujud proses yang dapat membantu pertumbuhan seluruh
unsur kepribadian manusia secara seimbang ke arah yang positif.
Pendekatan
Interdisipliner adalah pendekatan
dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut
pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Dalam
pemecahan masalahannya di bidang ekonomi dengan interdisipliner hanya dengan
satu ilmu saja yang serumpun.
Dari sudut ekonomi mikro di
antaranya : dalam lingkup
kecil “Rumah tangga” yang tidak
sedikit para rumah tangga mengalami permasalahan ekonomi khususnya pada masalah
kemiskinan, yang cara pemecahan masalahnya dengan salah satunya mencari
pekerjaan yang menjanjikan, bekerja keras, tidak putus asa, tidak boros dalam
artian tidak besar pasak dari pada tiang : besar pengeluaran dari pada pendapatan.
Dari sudut ekonomi makro
diantaranya : dalam lingkup luas “Pemerintah” yang pernah pemerintah
mengeluarkan kebijakan menaikan BBM (bahan bakar
minyak) dengan tujuan tertentu,
tetapi bagi para masyarakat kebijakan tersebut tidak lah sesuai dengan kemampuan
masyarakat, khusunya masyarakat awam/kecil. Sehingga kemiskinan pun semakin
merajalela. Pemecahan masalahnya dengan pemerintah harus bisa melihat kebawah
(masyarakat kecil), dan sejahterakan masyarakat. Pendekatan
Multidisipliner adalah pendekatan
dalam pemecahan suatu masalah dengan
menggunakanberbagai
sudut pandang banyak ilmu yang
relevan. Jadi dalam pemecahan masalah ekonomi dengan menggunakan ilmuilmu
lainnya yang relevan.
Dari sudut ilmu ekonomi, Ilmu
ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana langkahnya sumber-sumber
dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan- keinginan manusia yang tidak terbatas.
banyaknya “kemiskinan” khususnya di Negara kita Indonesia, yang sulit untuk
dipecahkan, karena kemiskinan itu semakin berkembangnya Negara semakin banyak
kemiskinan. Dan juga di Indonesia semakin banyak penduduk dan semakin banyak
tingkat kelahiran di setiap tahunnya,sehingga terjadi kepadatan penduduk
di Indonesia, masalahnya semakin
banyak warga Negara Indonesia semakin berkurang sumber daya Alamnya sehingga
menjadi tidak seimbang,antara kebutuhan dan manusiannya.
Dari sudut ilmu psikologi, Ilmu
psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku- perilaku manusia. Contohnya
seperti di karawang secara psikologis apabila sudah panen beras, maka dalam
penggunaan uangnya secara boros, menghambur-hamburkan
uang, tidak sesuai dengan
keperluan, itupun menjadi salah satu faktor ekonomi yang dapat menimbulkan
kemiskinan, cara memecahkan masalahnya yaitu dengan Rasional, Hemat, jangan
boros, mengguanakan uang seperlunya.
Dari sudut ILmu politik, Ilmu
politik adalah cara untuk mencari dan mempertahankan
kekuasaannya, dalam permasalahan
ekonominya, pemerintah tidak jarang membangun kantor baru, membangun bangunan
yang tidak begitu di perlukan dalam artian maka pemerintah telah berlaku tidak
rasional, menghambur-hamburkan
uang rakyat, sehingga itulah
salah satu faktor dari ilmu
politik yang dapat menimbulkan masalah kemiskinan, solusinya yaitu dengan
merubah perilaku pemerintah yang tadinya berlaku konsumtif menjadi
rasional/hemat.
Dari sudut Ilmu sosiologi, Ilmu
sosiologi adalah mempelajari perilaku manusia dalam kelompok- kelompok yang
dapat dilihat dari bagaimana cara berinteraksi. Masalah ekonominya seperti
dalam pendidikan, tidak sedikit orang yang memprioritaskan
pendidikan, khususnya bagi
masyarakat awam, yang lebih mementingkan bekerja di bandingkan belajar samapi
tingkat tinggi, karena salah satu faktornya yaitu tidak mampub dalam hal
financial, cara pemecahannya yaitu seharusnya lebih mengutamakan pendidikan
untuk masa depan. Tetapi apabila ingin menyeimbangkan antara bekerja dengan
belajar,boleh untuk bekerja dahulu untuk membiayai pendidikannya,lalu
memprioritaskan
pendidikannya.
1 komentar:
Postingan yang menarik, tapi panjang sekali.
Kami di Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia juga menerbitkan jurnal yang mengkaji pendidikan, khususnya dikaitkan dengan Islam, yaitu eL-Tarbawi.
Kami mengajak para pemerhati dan praktisi pendidikan Islam untuk membaca, mengritisi, dan menulis di jurnal kami.
Salam Yuli Andriansyah UII.
Posting Komentar